Selasa, 27 Desember 2011

WAWASAN NUSANTARA

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI REFLEKSI PERSATUAN
DAN KESATUAN BANGSA DALAM RANGKA
MENUJU NEGARA MARITIM
Oleh Said Saleh




A. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kepulauan yang terbesar di dunia. Keanekaragaman hayati menghiasi dari setiap pulau yang berada dalam gugusan nusantara. Indonesia bagaikan jamrud khatulistiwa, dan bagaikan untaian tanah surga, sehingga baik orang-orang yang bilang “tongkat dan batu saja kalau ditanam akan tumbuh di sana”. Sebuah gambaran betapa kekayaan yang dimiliki oleh negara Indonesia sungguh luar biasa, dan kekayaan ini dibalut oleh untaian kepulauan nusantara. Dari Sabang sampai Merauke dua nama yang sering kita dengar dari lagu nasional kita yang menanamkan semangat patriotisme akan kebangsaan dan kenusantaraan.
Kenyataan pada hari-hari ini sungguh sangat ironis, kita harus melihat semakin banyaknya “manusia” Indonesia yang tidak memiliki rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Nampaknya saat ini terjadi pengikisan nasionalisme kebangsaan sebagai sudut pandang ”keindonesiaan” dan “kenusantaraan.” Dua kata yang seharusnya berjalan beriringan dan merupakan satu kesatuan dalam mengimplementasikan semangat nasionalisme kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi kedaerahan dan dibukanya keran otonomi daerah sebagai salah satu faktor dari sekian banyak faktor yang melemahkan semangat nasionalisme kebangsaan menjadi semangat kedaerahan. Dalam karya tulis ini, penulis mencoba mengedepankan wawasan nusantara sebagai fokus sentral dalam membangkitkan dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Di samping itu, kekuatan pertahanan sebagai faktor pendukung dalam memperkuat bangsa Indonesia sebagai negara maritim dalam kancah nasional, regional, global maupun internasional.
B. PEMBAHASAN
Wawasan nusantara merupakan suatu sudut pandang dalam memandang bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh, baik secara geografis, ekonomi, pertahanan dan keamanan, sosial politik. Wawasan nusantara mengandung prinsip-prinsip yang jelas tentang kekuatan geografis, kekuatan ekonomi, kekuatan pertahanan dan keamanan, dan kekuatan sosial politik yang merupakan satu kesatuan yang utuh dalam bingkai negara kesatuan republik Indonesia. Geografis merupakan kekuatan fundamental yang menjadi dasar bagi negara Indonesia untuk berperan aktif dalam pergaulan internasional. Geografis Indonesia yang merupakan geografis kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau memungkinkan Indonesia untuk membuka jalur pelayaran dengan negara luar.
Kalau kita lihat sejarah Indonesia akan kita temui bahwa bentuk geografis Indonesia menjadikan Indonesia menjadi pusat perdagangan dunia. Hubungan antar pulau dibangun dengan bentuk pelayaran laut. Transportasi ini sangat efektif untuk membawa hasil-hasil bumi yang akan diperdagangkan dengan pedagang Gujarat atau Persia. Keuntungan lain adalah dengan bentuk pelayaran ini adalah akan terbentuk nasionalisme kebangsaan dan merupakan alat untuk memperkenalkan Indonesia (walaupun masih berbentuk kerajaan-kerajaan di nusantara) sebagai negara maritim. Pelaut Indonesia merupakan pelaut yang ulung dalam mengarungi nusantara maupun mancanegara. Bentuk kapal Lambuk (Pinisi) yang merupakan aikon dan kebanggaan bangsa Indonesia. Dalam sejarah Indonesia kita dapat melihat para pelaut Indonesia dapat mengarungi dunia dengan gagah dan berani sampai ke Suriname, dan Afrika.
Fakta sejarah tersebut seharusnya membuat kita merasa bangga akan Indonesia sebagai negara kelautan. “Nenek moyang ku seorang pelaut” itulah lagu yang sering kita dengar. Semboyan ini seharusnya membuat kita bangga dan termotivasi untuk lebih meningkatkan peranan kita ataupun kalau tidak mempertahankan apa yang telah dicapai oleh generasi yang terdahulu dari kita. Maksudnya bagaimana generasi terdahulu menjadi geografis kelautan sebagai kekuatan perdagangan, perjuangan kemerdekaan, dan membangun kerja sama secara internasional. Korelasi dengan kenyataan bangsa Indonesia sekarang, bahwa menipisnya semangat kebangsaan kita membuat kita merasa masa bodoh (cuek) terhadap pelayaran dan kepulauan nusantara, sehingga kita melihat banyak pulau-pulau terluar yang dicaplok oleh bangsa lain. Dalam hal ini penulis melihat beberapa sebab yang menjadi dasarnya:
1. Pudarnya nasionalisme kebangsaan, kita tidak melihat lagi nasionalisme secara komprehensif yang merupakan satu kesatuan, tetapi nasionalisme kita sekarang sudah dibatasi oleh daerah, partai politik, agama, dan sebagainya, hingga muncullah feodalisme dan bahkan etnosentrisme dalam kehidupan kita.
2. Kurangnya pemetahan terhadap daerah-daerah yang mempunyai peluang dalam pengembangan kelautan dan pelayaran, atau terhadap daerah mempunyai banyak pulau diberikan porsi lebih dalam pengembangan pelayaran dan kelautan.
3. Kurangnya jaminan keamanan dalam melakukan pelayaran, sehingga menyebabkan berkurangnya berminat orang untuk melakukan perjalanan laut.
Masalah nasionalisme, kurangnya pemetahan daerah, dan jaminan rasa aman, menurut penulis sebagai penyebab paling utama mengapa pada hari-hari ini pelayaran dan kelautan merupakan sesuatu yang menakutkan untuk dilakukan oleh setiap orang.
Walaupun beberapa sebab di atas merupakan kendala, tetapi ada beberapa ide yang ditawarkan oleh penulis dalam meningkatkan peranan warga negara dalam membangun sistem kelautan yang kuat dan dapat persaingan secara internasional, yaitu:
1. Memupuk kembali rasa cinta terhadap laut, sehingga dengan demikian akan terbentuk kembali semangat kebaharian, dan pada akhirnya nasionalisme kebangsaan akan semakin kuat.
2. Membudayakan diri setiap kita untuk senang menggunakan transportasi laut dalam setiap bepergian, sehingga terbentuk sebuah komitmen diri dan bersama betapa pentingnya kebaharian.
3. Membentuk kurikulum nasional yang berbasis kelautan atau kemaritiman bukan saja pada sekolah kejurusan tetapi pada sekolah secara umum, sehingga sejak usia sekolah sudah mengetahui seluk belum mengenai fungsi dan makna kelautan.
4. Membenahi sistem pertahanan dan keamanan nasional, sehingga memberikan rasa aman bagi rakyat dalam melaksanakan profesi atau pun tidak merupakan profesi pada kelautan, pertahanan yang ideal adalah pertahanan yang melibatkan rakyat di dalamnya, sehingga rakyat dan pemerintah bersama-sama dalam menggalang dan bertanggung jawab terhadap pertahanan nasional walaupun secara teknis ada institusi yang bertanggung jawab.
5. Menjadikan kelautan sebagai potensi yang kekayaan luar biasa dibandingkan darat, sehingga terbentuk program strategis setiap lembaga negara untuk mengarahkan program ke laut.
6. Meningkatkan pembangunan infrastruktur bagi pulau-pulau yang bersentuhan dengan perbatasan negara, sehingga pulau-pulau tersebut menjadi pintu gerbang dalam meningkatkan pertahanan negara.
7. Meningkatkan pembangunan pariwisata pada sektor kelautan, sehingga terbentuk legitimasi yang luar biasa baik dari segi pendapatan negara ataupun pengakuan dunia terhadap kekayaan kelautan atau kebaharian.
8. Ada itikad yang baik dari pemerintah untuk membangun kelautan atau kebaharian sebagai faktor yang terpenting dalam meningkatkan pendapatan rakyat yang berbasis perdagangan antar pulau, sehingga kekayaan laut dapat digunakan untuk kepentingan rakyat.
Faktor selanjutnya ekonomi, wawasan nusantara memandang bahwa ekonomi disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, bumi dan air segala kekayaan di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat (UUD 1945 pasal 33). Sistem ekonomi yang paling konstitusional adalah sistem koperasi yang disusun atas usaha bersama secara kekeluargaan dan gotong royong. Koperasi mendukung persamaan hak dan kewajiban dalam pengelolaan ekonomi, tanpa membeda antara bangsawan dan rakyat jelata atau pun kaya dan miskin, dan begitulah seterusnya.
Faktor pertahanan dan keamanan memegang fungsi yang sangat strategis dalam suatu negara. Dalam wawasan nusantara, fungsi pertahanan dan keamanan memberikan jaminan rasa aman bagi setiap komponen warga negara beraktivitas sesuai dengan profesi dan pekerjaannya. Dalam wawasan nusantara pertahanan dan keamanan yang paling ideal adalah pertahanan dan keamanan yang melibatkan rakyat sebagai satu kesatuan yang turut bertanggung jawab terhadap keamanan negara, walaupun negara mempunyai institusi yang telah bertanggung jawab terhadap masalah tersebut.
Komponen selanjutnya dalam wawasan nusantara adalah kekuatan sosial politik. Sistem sosial politik diarahkan untuk kemakmuran rakyat. Sosial politik berperan sebagai upaya keikutsertaan rakyat dalam merencanakan, melaksanakan, dan evaluasi pembangunan nasional. Rakyat mempunyai tanggung jawab yang sama dan memiliki posisi yang strategi dalam pelaksanaan-pelaksanaan politik di negara ini, seperti pemilu, pemilukada, dan sebagainya. Rakyat bukan hanya sebagai pelengkap penderita dari “suatu hayat politik nasional”, tetapi rakyat hendaknya sebagai “pelaku” yang menentukan arah politik di negara ini.
Dengan peringatan Hari Nusantara 2011 ini kita menyadari bahwa wawasan nusantara adalah cara pandang paling ideal dalam memandang nusantara sebagai satu kesatuan geografis, ekonomi, pertahanan dan keamanan, dan sosial politik yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Cara pandang yang mengakomodasi semua kepentingan tanpa melihat fungsi dan peranan yang signifikan dari setiap warga negara. Penulis melihat wawasan nusantara sangat efektif dan efisien dalam menciptakan keikutsertaan semua pihak dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan dalam upaya meningkatkan kemampuan pertahanan dalam menuju Indonesia sebagai negara maritim. Semoga....
C. KESIMPULAN
Indonesia adalah negara kepulauan yang terbesar di dunia. Keanekaragaman hayati menghiasi dari setiap pulau yang berada dalam gugusan nusantara. Kekuatan kemaritiman merupakan kekuatan dasar dalam meningkatkan kerja sama dan keikutsertaan Indonesia pada kancah regional, global, dan internasional. Kondisi ini merupakan dukungan signifikan dalam mengikutsertakan rakyat secara aktif dalam proses “penusantarahan Indonesia” dalam kehidupan sehari-hari. Wawasan nusantara sebagai cara pandang yang paling memungkinkan untuk meningkatkan peran aktif rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemampuan pertahanan dalam upaya memberikan jaminan rasa aman kepada rakyat merupakan fungsi pertahanan dan keamanan rakyat semesta (HAMKAMRATA), dan berfungsi signifikan dalam menuju Indonesia sebagai negara maritim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar