Rabu, 29 Februari 2012

KONSEP DASAR MUATAN LOKAL


MUATAN LOKAL

 

Pemberlakuan KTSP membawa implikasi bagi satuan pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran. Semua mata pelajaran yang terdapat dalam bagian A Struktur Kurikulum dalam Standar Isi telah dilengkapi dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar masing-masing. Sedangkan Mata Pelajaran Muatan Lokal yang merupakan kegiatan kurikuler yang harus diajarkan di kelas tidak dilengkapi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Hal ini dapat dimengerti karena Standar Isi (termasuk Standar Kompetensi dan Kopetensi Dasar) yang disiapkan oleh pusat tidak mungkin dapat mengakomodasi kebutuhan daerah dan lingkungan yang beranekaragam.
Setiap satuan pendidikan harus menyusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk muatan lokal yang dipilihnya. Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran Muatan Lokal bukanlah pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu, tim kurikulum di setiap satuan pendidikan perlu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan muatan lokal yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan, kondisi satuan pendidikan, dan peserta didik masing-masing.

A.  Pengertian
Muatan Lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran Muatan Lokal ditentukan oleh satuan pendidikan dan  tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
Muatan Lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Keberadaan mata pelajaran Muatan Lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip pengembangan KTSP bahwa kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan, sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Muatan Lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran Muatan Lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun pembelajaran, satuan pendidikan dapat menyelenggarakan lebih dari satu  mata pelajaran Muatan Lokal untuk setiap tingkat.


B.   Konsep Pengembangan

Pengembangan muatan lokal perlu memperhatikan potensi daerah yang meliputi  (1) Sumber Daya Alam (SDA); (2) Sumber Daya Manusia (SDM); (3)  Geografis; (4) Budaya; dan (5) Historis.  
1.    Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi SDA
     Sumber Daya Alam (SDA) adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air, dan udara yang dalam bentuk asalnya dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan. Contoh untuk bidang: pertanian (a.l. padi, buah-buahan, ubi kayu, jagung, sayur-sayuran dll.), perkebunan (a.l. tebu, tembakau, kopi, karet, coklat dll.), peternakan (a.l. unggas, sapi, kambing dll.), dan perikanan (a.l. ikan laut/tawar, tumbuhan laut dll.).

2.    Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi SDM
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia dengan segenap potensi yang dimilikinya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan agar menjadi makhluk sosial yang adaptif (mampu menyesuaikan diri terhadap tantangan alam, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perubahan sosial budaya) dan transformatif (mampu memahami, menterjemahkan, dan mengembangkan seluruh pengalaman dan kontak sosialnya bagi kemaslahatan diri dan lingkungannya pada masa depan), sehingga mampu mendayagunakan potensi alam di sekitarnya secara seimbang dan berkesinambungan.

Aspek SDM menjadi penentu keberhasilan dari semua aspek/potensi muatan lokal, karena SDM sebagai sumber daya  dapat memberi dampak positif dan negatif terhadap kualitas muatan lokal yang akan dikembangkan, bergantung kepada paradigma, kultur, dan etos kerja SDM yang bersangkutan. Tidak ada realisasi dan implementasi muatan lokal tanpa melibatkan dan memposisikan manusia sebagai aspek sentral dalam proses pencapaiannya.

3.    Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi Geografis
Proses pengkajian muatan lokal ditinjau dari aspek geografi perlu memperhatikan berbagai aspek, seperti  aspek oseanologi (potensi kelautan),  antropologi (ragam budaya/suku bangsa yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sektor pariwisata), ekonomi (meningkatkan kehidupan/taraf hidup masyarakat setempat) dan demografi (daerah/obyek wisata). Aspek-aspek dimaksud merupakan salah satu aspek penentu dalam  menetapkan potensi muatan lokal.

4.    Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi Budaya
Budaya merupakan suatu sikap, sedangkan sumber sikap adalah kebudayaan. Untuk itu, salah satu sikap menghargai kebudayaan suatu daerah, adalah upaya  masyarakat setempat untuk melestarikan dan menonjolkan ciri khas budaya daerah menjadi muatan lokal. Sebagai contoh muatan lokal yang berkaitan dengan aspek budaya, antara lain berbagai upacara keagamaan/adat istiadat (upacara Ngaben di Bali, Sekaten dan Grebeg di Yogyakarta dll.).
5.    Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi Historis
Potensi historis merupakan potensi sejarah dalam wujud peninggalan benda-benda purbakala maupun tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini. Konsep historis jika dioptimalkan pengelolaannya akan menjadi arena/wahana wisata yang bisa menjadi aset, bahkan menjadi keunggulan lokal dari suatu daerah tertentu. Untuk itu, perlu dilakukan pelestarian terhadap nilai-nilai tradisional dengan memberi sentuhan baru agar terjadi perpaduan antara kepentingan tradisional dan kepentingan modern, sehingga aset atau potensi sejarah bisa menjadi bagian dari muatan lokal. Misalnya, Satuan Pendidikan di sekitar objek wisata Candi Borobudur, Magelang mengembangkan muatan lokal kepariwisataan.


C.  Acuan Pengembangan

Muatan Lokal dapat dikembangkan dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan tingkat SMA berdasarkan:
1.   Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), potensi dan kebutuhan daerah yang mencakup aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), ekologi, dan lain-lain;
2.       Kebutuhan, minat, dan bakat peserta didik;
3.       Ketersediaan daya dukung/potensi satuan pendidikan (internal) antara lain:
·         Kurikulum Satuan Pendidikan yang memuat mata pelajaran muatan lokal;
·  Sarana prasarana: ruang belajar, peralatan praktik, media pembelajaran, buku/bahan ajar sesuai dengan mata pelajaran muatan lokal yang diselenggarakan;
·         Ketenagaan dengan keahlian sesuai tuntutan mata pelajaran muatan lokal;
·         Biaya operasional pendidikan yang diperoleh melalui berbagai sumber.
4.       Ketersediaan daya dukung eksternal antara lain:
· Dukungan Pemda Kab./Kota berupa kebijakan, pembinaan dan fasilitas/pembiayaan;
·     Stakeholders yang memiliki kepedulian untuk mendukung keseluruhan proses penyelenggaraan mata pelajaran muatan lokal, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program;
·      Nara sumber yang memiliki kemampuan/keahlian sesuai dengan mata pelajaran Muatan Lokal  yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan;
·   Satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan  non formal yang terakreditasi.


D.  Ruang Lingkup Muatan Lokal
Ruang lingkup muatan lokal untuk SMA dapat berupa:
1.  Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah/Lingkungan 
Keadaan lingkungan satuan pendidikan/daerah yang berkaitan dengan lingkungan alam, sosial ekonomi, dan sosial budaya yang selalu menuntut perkembangan. Kebutuhan daerah, misalnya di bidang jasa, perdagangan, pariwisata, industri, dsb. adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat lingkungan, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat yang disesuaikan dengan arah perkembangan serta potensi yang ada di daerah. Kebutuhan dimaksud,  meliputi :
a.   Pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah;
b.   Peningkatan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu;
c.  Peningkatan penguasaan bahasa Inggris dan bahasa asing lain untuk keperluan berkomunikasi, dan menunjang pemberdayaan individu dalam menerapkan belajar sepanjang hayat;
d.   Peningkatan kemampuan berwirausaha.

2.    Lingkup Isi/Jenis Muatan Lokal untuk SMA, dapat berupa:
a.   Bahasa asing yang tidak terdapat dalam mata pelajaran pada struktur kurikulum satuan pendidikan yang bersangkutan;
b.   Kesenian daerah, budaya, dan adat istiadat;
c.    Keterampilan dan kerajinan yang dapat digunakan untuk berwirausaha;
d.   Pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam, sosial, dan budaya daerah, serta permasalahan dan solusinya;
e.   Materi lain yang dianggap perlu untuk pembangunan masyarakat dan pemerintah daerah yang menunjang pembangunan nasional di antaranya, pengembangan karakter, kewirausahaan, kepariwisataan, dan konservasi (menjaga, memelihara, dan memanfaatkan) flora/fauna.

D.   Implementasi

Penerapan Muatan Lokal diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang luas tentang keadaan lingkungan daerah dan kebutuhan masyarakatnya sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku serta ikut mengambil bagian dalam mendukung kelangsungan pembangunan daerah dan pembangunan nasional.

Melalui implementasi Muatan Lokal yang dikembangkan di satuan pendidikan, diharapkan peserta didik dapat:
  1. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya daerah;
  2. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai lingkungan daerah yang berguna bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya;
  3. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerah, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah dalam rangka menunjang pembangunan nasional;
  4. berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan pemerintah daerah.


F.  Penilaian

Penilaian hasil belajar mata pelajaran muatan lokal disesuaikan dengan kelompok mata pelajaran yang relevan dengan SK dan KD yang dikembangkan. Nilai mata pelajaran muatan lokal berupa nilai kuantitatif (untuk aspek pengetahuan dan atau praktik) dan kualitatif (untuk aspek afektif). Seperti mata pelajaran lain dalam KTSP, penilaian untuk muatan lokal menggunakan acuan kriteria. Oleh karena itu, perlu dibuat kriteria ketuntasan minimal untuk mata pelajaran muatan lokal.


G. Pelaporan

    Setiap akhir semester hasil belajar muatan lokal bersama hasil belajar mata pelajaran lain dilaporkan kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar (rapor) berupa angka (untuk aspek pengetahuan dan atau praktik) dan predikat (untuk aspek afektif), disertai deskripsi kemajuan belajar/ketercapaian kompetensi peserta didik.






Jumat, 17 Februari 2012

JADWAL UN SMA/MA, SMK/SMALB, SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2011/2012


Jadwal UN SMA/MA
 Tahun Pelajaran  2011/2012 sederajat
No
Hari dan Tanggal
Jam
Mata Pelajaran
Jurusan IPA
Jurusan IPS
Jurusan BAHASA
MA Program keagamaan
1
UN
Senin,16-04-2012
08.00 – 10.00
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
UN Susulan
Senin,23-04-2012
2
UN
Selasa,17-04-2012
08.00 – 10.00
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
UN Susulan
Selasa,24-04-2012
11.00 – 13.00
Fisika
Ekonomi
Bahasa Asing
Tafsir
3
UN
Rabu,18-04-2012
08.00 – 10.00
Matematika
Matematika
Matematika
Matematika
UN Susulan
Rabu,25-04-2012
4
UN
Kamis,19-04-2012
08.00 – 10.00
Kimia
Sosiologi
Antropologi
Fikih
UN Susulan
Kamis,26-04-2012
11.00 – 13.00
Biologi
Geografi
Sastra Indonesia
Hadist
Sumber POS UN (Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional)  2012  BSNP

Jadwal UN SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2011/2012 sederajat
No
Hari dan Tanggal
Jam
Mata Pelajaran
1
UN Senin,
23-04-2012
08.00 – 10.00
Bahasa Indonesia
UN Susulan
Senin,30-04-2012
2
UN
Selasa, 24-04-2012
08.00 – 10.00
Bahasa Inggris
UN Susulan
Selasa,1-05-2012
3
UN
Rabu, 25-04-2012
08.00 – 10.00
Matematika
UN Susulan
Kamis,3-05-2012
4
UN
Kamis, 26-04-2012
08.00 – 10.00
IPA
UN Susulan
Jumat, 4-05-2012
Sumber POS UN (Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional)  2012  BSNP


Jadwal UN SMK / SMALB
Tahun Pelajaran 2011/2012 sederajat
No
Hari dan Tanggal
Jam
Mata Pelajaran
1
UN
Senin,16-04-2012
08.00 – 10.00
Bahasa Indonesia
UN Susulan
Senin,23-04-2012
2
UN
Selasa, 17-04-2012
08.00 – 10.00
Bahasa Inggris
UN Susulan
Selasa,24-04-2012
3
UN
Rabu, 18-04-2012
08.00 – 10.00
Matematika
UN Susulan
Kamis,25-04-2012
Sumber POS UN (Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional)  2012  BSNP











KISI-KISI UJIAN NASIONAL SMA/MA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2011/2012


KISI-KISI  UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012


C. KISI-KISI UJIAN NASIONAL SMA/MA
      29.  SOSIOLOGI SMA/MA (PROGRAM IPS)


NO
KOMPETENSI
INDIKATOR
1.
Menjelaskan sosiologi sebagai ilmu
sosial.
Mendeskripsikan obyek kajian, kegunaan, metode
atau ciri-ciri ilmu sosiologi.
Menjelaskan permasalahan sosial atau pemecahan
masalah sosial.
2.
Mendeskripsikan nilai, norma, dan
sosialisasi.
Mengidentifikasi jenis/fungsi nilai atau norma sosial.
Menjelaskan keteraturan sosial dalam masyarakat.
Menjelaskan fungsi atau tujuan sosialisasi.
Mengidentifikasi berbagai bentuk media sosialisasi.
3.
Mendeskripsikan interaksi sosial dan
bentuk-bentuknya.
Menjelaskan terjadinya interaksi atau faktor-faktor
yang mempengaruhi interaksi sosial.
Mengidentifikasi berbagai jenis interaksi sosial.
4.
Mendeskripsikan penyimpangan dan
pengendalian sosial.
Menjelaskan sebab terjadinya perilaku menyimpang.
Mengidentifikasi berbagai jenis perilaku
menyimpang.
Mengindentifikasi pengendalian sosial melalui
berbagai jenis lembaga pengendalian sosial.
5.
Menganalisis struktur sosial, konflik
sosial dan mobilitas sosial.
Menjelaskan struktur sosial dalam masyarakat.
Mengidentifikasi struktur sosial dalam tahap
perkembangan masyarakat.
Menjelaskan sebab atau akibat konflik sosial.
Menjelaskan proses sosial dalam penyelesaian
konflik.
Mengidentifikasi berbagai bentuk, faktor pendorong,
atau faktor penghambat mobilitas sosial.
Menjelaskan saluran, cara, atau akibat dari mobilitas
sosial.
6.
Menganalisis kelompok sosial dalam
masyarakat multikultural.
Menjelaskan pembentukan kelompok sosial dalam
masyarakat.
Mengidentifikasi ciri atau tipe masyarakat
multikultural.
Menjelaskan hubungan struktur sosial masyarakat
multikultural dengan proses integrasi sosial.
Menjelaskan latar belakang terbentuknya masyarakat multikultural atau pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat.
Mengidentifikasi perilaku yang sesuai dengan
masyarakat multikultural.
7.
Mendeskripsikan perubahan sosial
dan dampaknya.
Menganalisis faktor pendorong atau penghambat
perubahan sosial.
Mengidentifikasi jenis atau bentuk perubahan sosial.
Menjelaskan dampak positif atau dampak negatif
perubahan sosial.
Mengidentifikasi sebab perubahan sosial atau bentuk
perubahan sosial.


NO
KOMPETENSI
INDIKATOR
8.
Menjelaskan lembaga sosial.
Menjelaskan hakikat, ciri-ciri, atau fungsi lembaga
sosial dalam masyarakat.
9.
Mendeskripsikan penelitian sosial.
Mengidentifikasi jenis-jenis penelitian.
Mendeskripsikan rancangan penelitian atau
melakukan penelitian sosial.
Mendeskripsikan hasil penelitian sosial.